Adanya terobosan Kemenrisetdikti dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi yang bermutu di seluruh wilayah Indonesia dengan pola pendidikan jarak jauh (e-learning) atau daring mendapat apresiasi dan dukungan dari Direktur Pascasarjana Universitas Sahid DR. Marlinda SE., M.Si.
Menurutnya Indonesia sebenarnya sebelum covid 19 termasuk negara yang masih rendah dalam membangun SDM yang unggul, kreatif dan inovatif dalam era revolusi Industri 4.0.
“Kita selain prihatin tapi juga mengambil hikmah dari covid 19 ini karena menjadi trigger, motivasi, dorongan atau ” lompatan” mindset, pola pikir kita dalam memanfaatkan teknologi, di negara lain tetangga kita saja, Singapura dan Malaysia pola pendidikan daring/ e-learning sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam sistem pendidikan, tidak hanya perguruan tinggi, tetapi anak-anak SMA, SMP dan SD kesekolah tidak membawa buku ( tapi laptop atau IPAD) yang di dalamnya sudah berisi semua mata pelajaran yang diajarkan (praktis, efisien, anak-anak belajar teknologi sejak kecil ),” katanya kepada mediaindonesianews.com.
Marlinda berpandangan bahwa, berapa dana negara yang bisa dihemat dengan sistem seperti itu, Sewaktu dirinya duduk di komisi X, DPR pernah memberikan saran, namun pola pikir ini masih menggunakan buku yang membebani rakyat setiap semester buku berganti.
“Covid-19 merubah perilaku dan cara pandang kita bahwa teknologi informasi atau digitalisasi sudah menjadi keharusan dalam semua nafas kehidupan kita untuk menjadi bangsa yang maju,” ujarnya.
Marlinda mengaku sangat senang karena cita-cita memberikan pendidikan yang merata bagi seluruh Rakyat Indonesia bisa terwujud dengan sistem e- learning,
“dimana pun anak Indonesia tinggal bisa memilih pendidikan terbaik yang ada dimanapun “anak Indonesia merdeka” memilih pendidikan tidak ada batas wilayah atau geografi, mereka yang tinggal di perbatasan tetap cerdas dan bisa memilih pendidikan terbaik karena akses teknologi,” tegasnya.
Marlinda memiliki obsesi untuk Pendidikan bahwa “rakyat Indonesia harus Merdeka dibidang Pendidikan”.
“Konsep Merdeka, tidak ada diskriminasi, kemudahan akses, political will pemerintah harus tinggi di era digital dan revolusi industri 4.0 saat ini, pembangunan infrastruktur agar semua wilayah Indonesia terjangkau internet / terakses, sehingga semua rakyat yang tinggal diwilayah terpencil dan wilayah perbatasan tidak lagi kesulitan mengakses internet “Merdeka”” pungkas anak Almarhum Prof. Bambang Poernomo SH., M.Hum, Guru Besar Hukum Pidana Universitas Gadjah Mada.